Ramadhan ini, ada suatu hal yang terasa spesial bagi diri saya. Sepeda yang telah menemaniku semenjak tingkat 2 kuliah masih tetap setia menemani. Akan tetapi ada satu hal yang berkesan bagi saya, yang sudah menginjak tahun ke-lima kuliah (mohon doanya semoga lulus Maret 2009 ya 🙂 ). Apakah gerangan?
Semester ini saya masih mengambil kuliah sebanyak 17 sks (total 22 dengan TA dan Seminar+Sidang) karena kredit yang diperlukan memang kurang sebanyak itu. Jadwal kuliahnya memang agak unik karena kebanyakan diselenggarakan pada sore hari alias bukan prime time kuliah 😛 . Salah satu dampak utama yang saya rasakan adalah… harus pulang sore… setelah jam 17.00.
Hal inilah yang membuat saya merasa sangat bersyukur memiliki sepeda. Saat pulang sore, saya bisa berjalan dengan agak lambat saat melewati fly over dan menikmati ‘keindahan’ alam kota Bandung bahkan terkadang bisa menikmati terbenamnya matahari di ufuk barat bila memang pulang sangat sore. Kesan ini menjadi lebih dalam saat Ramadhan tiba. Alasannya? Well, tentu saja banyak orang yang berniat pulang dan berbuka shaum di rumah. Akibatnya… jalan menuju rumah, sepanjang Jl. Terusan Pasteur hingga Jl. Gunungbatu padat merayap dan sempat ‘macet’.
Sepeda yang sudah setia menemani semenjak 3 tahun silam ini bisa diajak melewati trotoar (yang walaupun memang bukan jalan resminya… Ya Allah, ampuni saya karena telah menggunakan sesuatu tidak pada tempatnya) demi mengatasi kemacetan. Akibatnya, hingga hari kelima shaum ini selalu bisa berbuka di rumah walau terkadang mepet… dan masih berkeringat saat berbuka. Terima kasih Ya Allah karena telah mengizinkanku mengendarai sepeda hingga saat ini.
Sepedaku, terima kasih saya ucapkan kepadamu karena telah menemani selama tiga tahun… dalam senang, duka, cuaca cerah nan terik, cuaca hujan nan dingin. Selain itu saya juga ingin meminta maaf karena belum bisa merawatmu dengan baik, seringkali lupa menambah oli di rantai-rantaimu, lupa membersihkanmu dari debu dan kotoran lainnya, tidak memeriksa peluru-peluru rodamu dengan rutin, dsb. Terima kasih 🙂 .
Seems so melancholic, but hey… today… I’m very happy… for some reasons… or… perhaps without any reason 😛 .
ikut bahagia juga 🙂
mungkin sedih perlu alasan, tapi perlukah alasan untuk bahagia?
(menggubah kata kata dari Conan :p )
mungkin karena kau bersyukur, karena itu kebahagiaanmu ditambahkan